Tengah Malam Melakukan Ritual “Umbul Kidung Puja Mantra” di Candi Kedulan Tirtomartani

Koran-beritaindonesia.online | YOGYAKARTA – Jumat Legi jam 10 tepatnya tgl 17 Agustus 1945 dideklarasikan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno -Hata mengatas namakan rakyat Indonesia dalam bulan ini, sekelompok penggiat budaya pada tanggal yang sama di Tengah malam melakukan Ritual Kebangsaan.

“Umbul Kidung Puja Mantra” di candi Kedulan Tirtomartani – Kalasan Sleman Yogyakarta sebagai kegiatan awal lahirnya Srawung Paseduluran Anggara Kasih, apa sebenarnya makna nama yang banyak dipakai oleh forum2 spiritual dan kejawen tersebut ?

Anggara Kasih adalah bahasa kawi yang berarti Selasa Kliwon, Hari yang dianggap memiliki keistimewaan, sakral dan penuh makna spiritual terutama dalam tradisi Jawa dan Bali sebagai waktu yang baik untuk introspeksi diri, pembersihan diri dan menunjukkan kasih sayang kepada semua makhluk.

Anggara kasih, Selasa Kliwon juga menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjaga keharmonisan dengan alam semesta.

Dalam budaya Jawa, dikaitkan dengan energi mistis dan kekuatan spiritual Maka, masyarakat pada hari tersebut sering melakukan atau menjalankan laku spiritual.

Pada hari Selasa Kliwon 26 Agustus 2025, Srawung Paseduluran ANGGARA KASIH akan menyelenggarakan kembali Umbul Kidung Puja Mantra ke 2 di tempat yang sama Candi Kedulan.

Acara ritual bertajuk Garuda Amurwa I Bumi Nusantara akan mendoakan kedamaian ketentraman dan keadilan di negri ini yang di inisiasi oleh Srawung Paseduluran Anggara Kasih serta ormas Satuan Team Anti Kriminalitas (STAK) dan didukung oleh forum atau kelompok penggerak serta pelaku budaya.

Kali ini juga sebagai rangkaian hari ulang tahun Srawung Paseduluran Anggara Kasih pertama yang lahir pada tgl 22 Juli 2024, dalam ritual akan dimulai dari jam 18.30 sampai selesai puncak dari acara ini membakar wayang raksasa “Dasamuka” sebagai simbol angkara murka dan diakhiri dengan ngalap berkah gunungan palawija untuk masyarakat.

Candi Kedulan dipilih menjadi tempat acara bukan tanpa alasan, terlepas dari sejarah candi tersebut, tempat ini masih alami dan belum menjadi pusat destinasi pariwisata yg ramai.

Selain itu energi vibrasi yg tersembunyi di candi ini masih dianggap kuat sehingga untuk kegiatan doa sangat pas dan tepat, ekspresi dalam berdemokrasi, Srawung Paseduluran Anggara Kasih memilih dengan lelaku dalam keheningan menyatu dengan semesta diantara langit dan bumi agar tetap menjaga ajaran leluhur:

Memayu Hayuning Bawono
Memayu Hayuning Nusantara
Memayu Hayuning Kawula.

Penulis : Gde Mahesa.
Editor : Edward. AN.

Share this content:

Post Comment